Kebahagiaan Yang Sesungguhnya


MAZMUR 146:1-10
Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada TUHAN, Allahnya” (ayat 5)

Saudara terkasih kita terbiasa berpikir bahwa satu-satunya kebahagiaan hidup adalah melalui pemulihan keadaan , jika situasi yang buruk berubah menjadi baik maka kita berkata Allah begitu mengasihi saya, namun jika situasi yang buruk tidak kunjung berubah bahkan bertambah buruk kita sering meragukan apakah Tuhan mengasihi saya? Akibatnya tanpa kita sadari kita memperlakukan Tuhan sebagai sarana/alat semata-mata!!. Ketika alat/sarana itu bermanfaat maka kita akan pakai tapi jika tidak bermanfaat kita akan meragukan dan bahkan meniggalkannya. Saudara mengukur kebahagiaan hidup dari keaadaan sangatlah riskan, karena akan membuat kita kecewa dan bahkan meninggalkan Tuhan. Harold Kunsher bergumul dengan penyakit anaknya (penuaan dini/proregia) ia berfikir bagaimana mungkin Allah membiarkan ia menderita, ia terus berdoa mengharapkan kesembuhan untuk anaknya namun kesembuhan itu tidak pernah tiba sampai akhirnya anaknya meningggal, ia mengatakan “kita lebih baik menerima Allah itu baik dan penuh kasih tapi tidak maha kuiasa” lebih parah lagi John Stuart Mill ia mengatakan bahwa “Tuhan itu tidak ada” kalau Tuhan itu maha kasih mengapa ia membiarkan penderitaan dialami manusia. Saudara Ini hanya sedikit contoh kecil dari hamba-hamba Tuhan yang kecewa karena sepertinya Tuhan membiarkan keadaan sulit dalam hidup mereka.

Oleh karena itu Daud berkata milikilah Allah Yakub, berharaplah kepada Tuhan!!! Apa artinya saudara jangan bergantung kepada keadaan jangan berharap kepada keadaan tetapi bergantung dan berharaplah kepada Allah! Ialah keadaan itu oleh karena itu Ia mampu mengendalikan keadaan. Raja Daud tidak mau hidupnya dipengaruhi oleh keadaan, perlakuan tidak adil, kekecewaan, ancaman hidup yang dialaminya di hampir separuh kehidupannya tidak membuat ia kecewa dan berputusasa, ia tetap berdiri kokoh dan mengatakan Haleluya! Pujilah TUHAN, hai jiwaku! (ay 1), Aku hendak memuliakan TUHAN selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada (ay 2). Daud tidak berharap penuh supaya Tuhan meluputkan keadaan ketidakadilan, tidak juga meminta supaya Allah meluputkan keadaan ancaman, kekecewaan dan dari keputusasaan padahal Daud tahu bahwa Allah sanggup melakukannya, namun ia meletakan semua keinginannya didalam prioritas dan otoritas kuasa Allah, sehingga baik atau tidak baik keadaannya Daud tetap memuji Tuhan walau kedagingan terasa remuk dan melelahkan oleh karena itu Daud mengatakan pujilah Tuhan hai jiwaku, ia tidak mengatakan pujilah Tuhan hai tubuhku…. karena hanya jiwa yang mampu mengendalikan pengaruh keadaan dari luar, kedagingan tidak akan mampu!. Respon dari dalamlah yang mampu menangkal pengaruh dari luar artinya Daud mampu menjaga sikapnya dalam merespon keadaan negative dengan tetap focus kepada Tuhan sehingga ia tidak pernah merasa Tuhan mengecewakannya!! Memiliki Pola pikir dan sikap seperti Daud akan menolong kita keluar dari pengaruh keadaan negative yang menyerang kita.

Saudara terkasih bagaimana dengan hidup keseharian kita?. Jika kita terjebak oleh keaadaan yang sulit dan harus mengalami mengalami keadaan yang sulit dimana kita mengalami sakit dan sepertinya Tuhan tidak menyembuhkan kita jangan kuatir dan kecut hati tetaplah berharap kepada Tuhan penyembuh itu sendiri jangan kepada kesembuhannya, jika kita mengalami masalah dan sepertinya Tuhan tidak pernah menolong hidup kita jangan kecewa, tetap berharap kepada Tuhan sumber kedamaian, dan katakan seperti apa yang Daud katakan Pujilah Tuhan hai Jiwaku! Dengan jalan demikian saudara sedang mematahkan kecut hati dan kekuatiran saudara dan saudara akan mendapatkan KELEGAAN. bukankah ini yang Allah berikan kepada kita melalui anakNya Tuhan Yesus Kristus? Yohanes 3:16 – “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” Saudara ayat ini mau menegaskan kepada kita bahwa KASIH ALLAH itu dinyatakan dengan mengirimkan anakNya yang tunggal untuk mati menggantikan dosa-dosa kita! Kasih Allah tidak diukur oleh Keadaan jika kita mengalamami kebaikan kita berkata Allah itu penuh kasih, tapi jika tidak maka Allah itu tidak mengasihi kita, tidak Allah tidak mau diukur oleh keadaan oleh karena itu dalam ayat ini idak dikatakan, karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia mengaruniakan kekayaan, kesembuhan, kedamaian, tetapi hanya dengan satu kalimat yang tuntas dengan mengaruniakan AnakNya Yesus Kristus! Itu tidak berarti kita tidak perlu kuasa Tuhan kita perlu itu tapi jangan memaksa Tuhan berikan otoritas penuh kepad Tuhan karena kita tahu bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikkan bagi anak-anaknya sesuai dengan rencanannya (roma 8:28)

Katekismus Westminster mengatakan tujuan hidup orang beriman adalah MEMULIAKAN DAN MENIKMATI KEHADIRAN ALLAH. Apa maksudnya saudara Jadikan Tuhan sebagai sasaran hidup kita, jangan sebagai alat/sasaran pemuas keinginan kita! Jika kita focus pada tujuan hidup seperti ini kita pasti akan mengalami KELEGAAN! Dalam Matius 11:28 dikatakan “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."

Saudara selagi kita masih hidup didunia ini Tuhan tidak berjanji mengangkat kuk dan beban dalam kehidupan kita karena kita masih mengenakan tubuh yang dapat binasa (untuk tubuh ini binasa diperlukan kuk dan beban) kecuali di Sorga kelak disana tidak ada tangisan, kematian, kesusahan dll, oleh karena itu kuk dan beban itu masih tetap ada tetapi jangan takut Yesus membuatnya kuk dan beban itu menjadi enak dan ringan artinya kalaupun Tuhan izinkan kita hidup dalam kesusahan, sakit berkepanjangan, masalah silih berganti Berharaplah pada Tuhan ia akan memberikan KELEGAAN dan KETENANGAN. Kelegaan dan ketenagan adalah respon jiwa (daya pikir jiwa yang kita kenal sebagai hati nurani) yang mampu menangkal masuknya pengaruh keadaan negative dari luar sehingga baik atau tidak baik keadaannya Jiwa atau Hati saudara tetap memuji Tuhan! Itulah yang dialami Raja Daud walau hampir separuh hidupnya digumuli dengan doa dan iman didalam kesengsaraan!!. Jadi berbahagialah orang yang mengharapkan Tuhan karena mereka akan mengalami KELEGAAN dan KETENANGAN dalam situasi apapun!  

Comments

Popular posts from this blog

Tujuan, Manfaat dan Cara Puasa

Anak adalah milik Pusaka Allah

Allah Menepati Janji-Nya