Posts

Showing posts from 2011

APAKAH MERAYAKAN NATAL TGL 25 ITU SESAT?

Kata ”Natal” berasal dari bahasa Latin, artinya ”lahir”. Secara istilah, Natal berarti perayaan hari kelahiran Yesus Kristus. Memang Injil tidak pernah mencatat tanggal berapa pastinya Yesus Kristus lahir, Injil juga tidak pernah memerintahkan umat Kristen untuk merayakan Natal. Walaupun demikian, kenyataanya kita selalu merayakan Natal setiap 25 Desember. Memperhatikan abad Masehi permulaan, pada setiap 25 Desember ada perayaan hari kelahiran Dewa Matahari di Roma. Tanggal ini juga merupakan penutup festival Saturnalia (17-24 Desember) di mana matahari mulai kembali menampakkan sinarnya dengan kuat pada akhir salju. Perayaan tersebut tidak hanya dirayakan oleh orang-orang kafir saja tetapi juga oleh orang-orang Kristen keturunan yang belum bertobat. Kenyataan ini mendorong para pemimpin gereja kala itu mengalihkan penyembahan Dewa Matahari, menjadi perayaan “Matahari Kebenaran” yaitu Yesus Kristus. Perayaan “Matahari Kebenaran” ini sekarang dikenal dengan sebutan “Natal.” Sejak tahun

KAIROS (καιρός) (WAKTUNYA TUHAN)

Bacaan: Keluaran  6 Saudara apapun akan dilakukan Tuhan bagi umat pilihanNya bahkan untuk sesuatu yang mustahil tetapi bagi Allah tidak ada yang mustahil. Mengapa demikian saudara   karena ketika kita dipilih kita dipanggil untuk menerima sebuah Janji.   Ketika manusia selalu jatuh kedalam dosa Allah senantiasa akan mengingat kepada perjanjiaanNya!   Dan ketika semua manusia dosa dan sepertinya tidak ada lagi orang benar Allah senantiasa menyediakan orang tersisa untuk menyelamatkan umat pilihanNya. ·          Nuh mendapat kasih karunia Allah luput dari airbah bersama keluargannya, pada saat itulah Allah menampakan diri sebagai Elohim (Allah yang satu) ·          Abraham mendapat kasih karunia Allah sebagai Bapa orang beriman, lewatnyalah semua manusia mendapat berkat, pada saat itulah Allah menampakan diri sebagai Elshadai (Allah perisaiku) Pada titik ini Allah baru menampakan dirinNya kepada umatNya, Ia belum menyatakan diriNya, Ia belum menyatakan kemuliaanNya, baru pada sa

15 HAL YANG DIKUTUK TUHAN

1. Terkutuklah orang yang membuat patung pahatan atau patung tuangan, suatu kekejian bagi TUHAN, buatan tangan seorang tukang, dan yang mendirikannya dengan tersembunyi. ( Ulangan 27:15 ) 2. Terkutuklah orang yang memandang rendah ibu dan bapanya. ( Ulangan 27:16 ) 3. Terkutuklah orang yang menggeser batas tanah sesamanya manusia. ( Ulangan 27:17 ) 4. Terkutuklah orang yang membawa seorang buta ke jalan yang sesat. ( Ulangan 27:18 ) 5. Terkutuklah orang yang memperkosa hak orang asing, anak yatim dan janda. ( Ulangan 27:19 ) 6. Terkutuklah orang yang tidur dengan isteri ayahnya, sebab ia telah menyingkapkan punca kain ayahnya. ( Ulangan 27:20 ) 7. Terkutuklah orang yang tidur dengan binatang apapun. ( Ulangan 27:21 ) 8. Terkutuklah orang yang tidur dengan saudaranya perempuan, anak ayah atau anak ibunya. ( Ulangan 27:22 ) 9. Terkutuklah orang yang tidur dengan mertuanya perempuan. ( Ulangan 27:23 ) 10. Terkutuklah orang yang membunuh sesamanya manusia dengan tersembun

Pengakuan kesalahan awal dari pengampunan

Bacaan: Daniel 9:1-19 Kitab ini ditulis oleh Daniel sendiri atara th 605 dan 530 SM. Atau rentang waktu 60-70 tahun selama periode awal penawanan di Babel, ia bernubuat dibawah pemerintahan 4 raja, Nebukadnezar, Belsyazar, Darius dari Media dan Koresh. Kitab ini sering kali disebut sebagai “kitab Wahyu Perjanjian Lama”. Nama Daniel itu sendiri artinya adalah, “Allah adalah hakimku”.   Daniel adalah angkatan pertama dari orang-orang Yahudi yang dibuang ke Babel sewaktu Nabi Yeremia melayani pada zaman pemerintahan raja-raja terakhir Yehuda, yaitu Yosia yang baik dan   yang jahat Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin dan Zadekia. Cawan murka Allah tidak terbendung lagi kepada bangsa umat pilihan Allah Yehuda ini sehingga mereka harus dihukum dimana bangsa Babel menyerang merubuhkan, meluhlantakan Yerusalem menjadi puing-puing dan penduduknya dibuang ke Babel selama 70 tahun pengenapan dari penglihatan Daniel saat ia berdoa (Dan 9:2) karena mereka tidak ada pertobatan secara nasional dari bangsa i

JANGAN ADA REKAYASA DENGAN TUHAN

Bacaan: II Samuel 11: 1-13 Kalau segala sesuatu dalam hidup ini direkayasa maka tidak akan ada damai dan sejahtera didalam hidup keluarga, bergereja dan bermasyarakat. Arti kata rekayasa itu sendiri dalam kehidupan manusia adalah rencana jahat atau persekongkolan untuk merugikan pihak lain. Dan biasannya rekayasa ini akan sangat mudah dilakukan oleh para penguasa, para pemimpin yang memiliki kekuasan dan otoritas. Dengan kekuasaaan dan otoritasnya mereka bisa melakukan apa saja yang mereka inginkan seperti politisasi, korupsi bahkan sampai perselingkuhan, walaupun tidak semua pemimpin seperti ini tetapi dalam Penelitian Richard Foster, mengatakan 3 dari 4 pemimpin besar yang dia telilti itu jatuh sebelum berakhir masa kepemimpinannya, Menurutnya semua disebabkan paling tidak oleh 3 hal: kekuasaan, harta dan sex. Semua orang tanpa terkecuali jika tidak bisa memegang janji dan kesetiaan terhadap orang yang memberikan kepercayaan kepadanya untuk menjadi penguasa atau pemimpin maka dapa

MEMINTA DALAM KESUNGGUHAN

Bacaan: I Sam 20:27-29 (27) Pada hari berikutnya, yaitu hari kedua Bulan Baru, kursi Daud masih kosong juga, lalu bertanyalah Saul kepada Yonatan, "Mengapa kemarin dan hari ini Daud tidak hadir pada perjamuan?". (28) Yonatan menjawab, "Ia telah minta izin kepadaku untuk pergi ke Betlehem. (29) Katanya, 'Izinkanlah aku pergi, karena keluargaku sedang merayakan pesta kurban di Betlehem, dan aku disuruh datang oleh abangku. Sebab itu, jika kau izinkan, biar aku pergi untuk bertemu dengan sanak saudaraku.' Itulah sebabnya ia tidak hadir pada perjamuan ini, Ayah." Kitab Samuel adalah lanjutan dari kitab hakim-hakim, dimana Samuel merupakan hakim terakhir ketika bangsa Israel akhirnya meminta seorang Raja seperti bangsa-bangsa disekitar mereka yang tidak mengenal Allah (Filistin). Padahal dengan jelas para pemimpin Israel purba dengan sadar menolak ide monarki, sekalipun umat berkali-kali memintanya karena ingin memiliki model kerajaan seperti Filistin (I Sam

Bahan Katekisasi Pertemuan ke-16 (KERAJAAN ALLAH) - Angkatan 2011

Pertemuan ke-16: KERAJAAN ALLAH (SORGA) Pemahaman Iman GPIB Pokok III tentang Manusia dalam alinea vii mengatakan: “ Bahwa manusia memerlukan anugerah pembaharuan agar dapat melanjutkan pekerjaannya hingga pemenuhan Kerajaan Allah. Hal ini menyiratkan dua hal penting. Pertama, Kerajaan Allah adalah sesuatu yang ada. Kedua bahwa kalaupun Kerajaan Allah itu ada, kerajaan itu belum penuh.” Memahami Kerajaan Allah bukanlah sesuatu yang bersifat duniawi seperti bentuk kerajaan yang di pahami Kerajaan manusia, dimana ada batas-batas geografis. Karena Allah yang maha kuasa adalah pencipta langit, bumi dan segala isinya, tidak mungkin kita batasi luas wilayah Kerajaan Allah itu. Kita juga tidak bisa membatasi Kerajaan Allah itu pada bangsa tertentu. Kerajaan Allah adalah konsep Alkitab yang karenanya harus dimengerti secara Alkitab pula.   Kerajaan Allah menurut konsep Perjanjian Lama (Iman Israel): Kerajaan Allah dalam tradisi Israel dikenal dengan istilah Kerajaan Yahweh

Allah Andalan Satu-satunya!

Bacaan:  Mazmur 52:1-11  Nyanyian pengajaran Daud ini mau mambawa kita memahami tentang kesaksian hidup Daud ketika  ia terluput  atau terlepas dari ancaman orang-orang yang berbuat jahat;  dari orang-orang yang merancangkan kejahatan; dari orang-orang yang menipu dan berdusta; dari orang-orang pembuat kekacauan dan kehancuran (3-6). Ancaman itu justru datang dari seorang yang dekat dengannya, pemimpinnnya yang disebut sebagai pahlawan (3), yang seharusnya melindungi rakyatnya tetapi sebaliknya malah menindas dengan kejahatan dialah Saul. Dalam I Samuel 22:18-21 di kota Mob, Saul dan Doeg  orang Edom malah bersekongkol membunuh 85 iman ELimelekh yang menyelamatkan Daud, mereka juga membunuh anak-anak kecil sampai orang dewasa bahkan binatang-binatang tidak luput dari pembantaian. Apakah ada yang salah yang dilakukan Daud sehingga Saul begitu bernafsu untuk mengejar dan membunuhnya?, tidak.  Ternyata Saul hanya iri hati dan ketakutan kalau Daud akan merebut kekuasaan darinya, karen

STRIVE FOR EXCELLENT

Bacaan: II Korintus 13:11a Usahakanlah dirimu sempurna itu  adalah kata lain dari excellent. Saudara kita tentunya tahu tugas dan tanggunjawab kita masing-masing, baik sebagai pribadi, ayah, ibu, sebagai suami, sebagai istri sebagai karyawan bahkan sebagai pengerja atau  pelayan Tuhan. Dalam hubungannya dengan usaha kita melakukan hal yang terbaik (Excellent), apakah kita sudah berusaha melakukannya?. Mungkin itu sekedar dari sebuah tanggungjawab? ya kita masuk kerja jam 8 pulang jam 5 tapi kalau tuntutan pekerjaan kita harus pulang larut malam apakah kita masih mau mengerjakannya dengan sepenuh hati seperti untuk Tuhan (Kol 3:23)? Berusaha untuk melakukan yang terbaik memang tidaklah mudah. Sebuah study menunjukan bahwa akar dari hasil kerja yang tidak baik bukan melulu soal kapasitas yang rendah, keahlian yang tidak dimiliki dan kesalahan dalam penempatan kerj,  tetapi persoalannya adalah sikap dan ketulusan hati (segenap hati) dalam melakukan perkerjaan kita. Richard Templar meng

MEMBERI DITENGAH KEKURANGAN

Bacaan: II Korintus 8:1-7 Saudara manusia sering kali mengukur kasih karunia Allah dengan situasi yang nyaman, bahagia dan hidup dalam kelimpahan. Namun Rasul Paulus menyaksikan bahwa kasih karunia Allah itu lebih dari sekedar hidup nyaman, bahagia atau hidup dalam kelimpahan, tetapi sebaliknya ketika situasi atau keadaan sebaliknya ditengah berbagai penderitaan berat dan kehidupan yang sangat miskin sekalipun kasih karunia Allah itu tetap ada, benarkah itu?. Ya itulah yang dialami oleh jemaat Makedonia!. Kasih karunia Allah begitu melimpah dalam kehidupan jemaat ini betapa tidak, ditengah penderitaan berat dan kehidupan yang sangat miskin sekalipun  mereka masih mampu memberi bahkan melebihi kemampuan mereka!, bukan itu saja pemberian mereka adalah pemberian sukarela bukan karena paksaan.  Rasul Paulus mengatakan mereka miskin tetapi mereka kaya dalam kemurahan!. Apa sesungguhnya yang dimaksud oleh Rasul Paulus?. Saudara kadang kita terikat oleh suatu pemahaman bahwa memberi itu

TAAT PADA PIMPINAN ROH KUDUS

Bacaan: Kisah Rasul 11:1-18 Saudara hidup yang dipimpin oleh ROH itu, membutuhkan KETAATAN, bukan kesepakatan.   Di dalam ketaatan tidak ada tawar menawar yang ada hanyalah melakukan saja apa yang diperintahkan tanpa tahu apakah ada resiko atau tidak. Oleh karena itu orang yang taat itu berani ambil resiko, mau berkorban atau bayar harga, berani menentang ketidak benaran dan ketidakadilan bahkan berani menentang budaya. Hal-hal seperti itu tidak ada di dalam kesepakatan.   Di dalam kesepakatan selalu ada hitung-hitungan (untung yang berapa atau ruginya berapa). Biasanya semua yang beresiko dan merugikan akan ditolak atau dihindarinya. Saudara semua yang rajin beribadah atau bersekutu dengan Tuhan tentu juga karena ketaatan bukan? Bukan karena kesepakatan. Begitu pula dengan semua pemimpin gereja, presbiter, pelayanan kategorial, semua kita melakukan pelayanan kita karena kita Taat bukan karena ada kesepakatan berorganisasi dimana kita menandatangani lembar kesepakatan pernyataan loyal

DIBENARKAN KARENA IMAN

Bacaan: Roma 5:1-6 (11) Saudara setelah peristiwa SALIB dan KEBANGKITAN Yesus Kristus yang kontrofersial, hal lain yang menjadi pertentangan dunia saat ini adalah tentang pengajaran IMAN Kristen.  Sementara semua agama menegaskan pentingnya  berbuat baik, melakukan amal, dan mematuhi hukum untuk mendapatkan keselamatan, ternyata kekristenan menyatakan hal sebaliknya bahwa Keselamatan itu hanya bisa diperoleh hanya melalui Iman bukan  karena perbuatan   (Rom. 3:22, 28; 10:9-10). Apakah sesederhana itu untuk masuk sorga? Dunia mempertanyakan hal ini sebagai sesuatu yang tidak masuk di akal sama halnya ketika mereka tidak bisa menerima kenyataan bahwa Yesus itu harus mati di kayu salib dan bangkit pada hari yang ke 3, padahal semua orang mengakui bahwa Yesus  itu penuh Kuasa!, Ya bagi dunia Salib itu memang suatu kebodohan tetapi bagi orang percaya Salib itu kekuatan Allah yang menyelamatkan(I Kor 1:18).   Dunia sepertinya berhikmat dan arif menilai semua peristiwa itu tapi dimata Tuhan h