Bahan Katekisasi Pertemuan ke-16 (KERAJAAN ALLAH) - Angkatan 2011


Pertemuan ke-16: KERAJAAN ALLAH (SORGA)

Pemahaman Iman GPIB Pokok III tentang Manusia dalam alinea vii mengatakan: “ Bahwa manusia memerlukan anugerah pembaharuan agar dapat melanjutkan pekerjaannya hingga pemenuhan Kerajaan Allah. Hal ini menyiratkan dua hal penting. Pertama, Kerajaan Allah adalah sesuatu yang ada. Kedua bahwa kalaupun Kerajaan Allah itu ada, kerajaan itu belum penuh.”
Memahami Kerajaan Allah bukanlah sesuatu yang bersifat duniawi seperti bentuk kerajaan yang di pahami Kerajaan manusia, dimana ada batas-batas geografis. Karena Allah yang maha kuasa adalah pencipta langit, bumi dan segala isinya, tidak mungkin kita batasi luas wilayah Kerajaan Allah itu. Kita juga tidak bisa membatasi Kerajaan Allah itu pada bangsa tertentu. Kerajaan Allah adalah konsep Alkitab yang karenanya harus dimengerti secara Alkitab pula. 

Kerajaan Allah menurut konsep Perjanjian Lama (Iman Israel):
Kerajaan Allah dalam tradisi Israel dikenal dengan istilah Kerajaan Yahweh, seperti terungkap dalam kitab Mazmur dan kitab para nabi. Tema Kerajaan Yahweh ini merupakan pemikiran dasar yang digunakan oleh suku-suku Kanaan, Kerajaan Yahweh yang dimaksud mau menyatakan bahwa Yahwelah yang berkuasa atas suku-suku Kanaan, bukan para raja yang secara manusiawi menguasai mereka. Yang membedakan Israel dari para tetanggannya di timur tengah adalah pengalaman mereka yang tidak pernah memenangkan peperangan tanpa Allah (Yahweh). Mereka bisa menang tanpa pimpinan seorang raja secara manusia, sekalipun mereka tidak memiliki pengorganisasian secara politis yang baik seperti bangsa Filistin. Dari catatan teks-teks I Sam 8:4-5, 10-17 nampak jelas bahwa pemimpin Israel purba dengan sadar menolak ide monarki, sekalipun umat berkali-kali memintanya karena ingin memiliki model kerajaan yang mereka temui dalam masyarakat di sekitar Israel. Baru setelah 2 abad Israel berdiri sebagai kerajaan Yahweh, Israel memilih bentuk kerajaan monarki dimana Raja pertamanya adalah Saul. Namun Saul gagal dalam menaati kehendak Allah. Menyusul Daud dan Salomo yang sekalipun sadar akan kekuasaaan Allah, namun mereka gagal juga. Setelah itu praktis hampir seluruh raja-raja Israel juga gagal untuk menjadikan Allah sebagai pemimpin utama mereka. Tetapi kita juga bisa melihat secara pasti sejarah raja-raja Israel bahwa ketika raja-raja yang taat kepada Allah dan menjadikan Allah pemimpin utama mereka maka masyarakat menjadi baik secara social ekonomis dan politis. Sebaliknya ketika pemimpin tidak taat kepada Allah maka rakyat menjadi sengsara.
 

Kerajaan Allah menurut konsep Perjanjian Baru:
Tema Kerajaan Allah sama dengan kerajaan Sorga, Istilah "Kerajaan Sorga hanya ada di Injil Matius, tidak akan ditemukan di bagian Alkitab lainnya. Bagi orang Yahudi kata "Allah" sangat sakral untuk digunakan sembarangan atau terlalu sering. Matius yang menulis kepada orang Yahudi, itulah yang menyebabkan ia lebih sering memakai istilah "Kerajaan Sorga" sedikit sekali menggunakan istilah "Kerajaan Allah". Sebaliknya Markus dan Lukas tidak pernah menggunakan istilah "Kerajaan Sorga". Kedua penulis ini memakai istilah "Kerajaan Allah", artinya sama saja dengan "Kerajaan Sorga", tapi lebih gampang dimengerti oleh non-Yahudi. Pemakaian istilah "Kerajaan Sorga" oleh Matius disebabkan kecenderungan Yahudi tidak mau menyebut langsung nama Allah.  (Mat 5:3; Lukas 6:20, Mar 1:15; Luk 8:10 dll).

 
Kerajaan Allah adalah aspek Rohani.
Tuhan Yesus sengaja tidak pernah mendefinisikan secara gamblang apa yang dimaksudkanNya dengan “Kerajaan Allah”. Tetapi, ketika dihadapan Pontius Pilatus, sebagai jawaban ketika Ia dituduh sebagai pemberontak. Tuhan Yesus menjawabnya dengan cermat menyatakan maksudNya bukan untuk memiliki daerah kekuasaan yang bersifat fana didunia ini : "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini." (Yohanes 18:36).   

Dalam beberapa ayat dibawah ini kita akan memahami mengapa Tuhan Yesus tidak mendefinisikan secara gamblang apa yang dimaksudNya dengan “Kerajaan Allah”.

1.       Matius 12:28  “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.”

2.       Lukas 17:21  “juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu.”

3.       Markus 1:15, kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!.”

4.       Lukas 9:2  “Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang,”

5.       Lukas 10:9-11 “dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.”

6.       Markus 9:47 – “Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka,”

7.       Matius 5:20 – “ Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.”

8.       Lukas 17:21 “Kerajaan Allah ada diantara kamu”

9.       Yohanes 3:5 “Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.”

Dari ayat-ayat diatas, Kerajaan Allah atau Kerajaan Sorga itu bisa ada di sorga (rumah Bapa), bisa ada di dunia, bahkan bisa ada di dalam diri setiap manusia percaya. Kerajaan Allah bukanlah suatu tempat atau benda yang dibatasi oleh ruang dan waktu karena Kerajaan Allah adalah Roh. Yoh 3:6 “Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.” Dalam Kerajaan Allah yang adalah Roh itu, Ia  memerintah kerajaan-Nya di dalam hati semua umat Tuhan. 

Jadi Kerajaan Allah dalam Alkitab pada umumnya berarti : Allah yang aktif memerintah di dunia. Barangkali dalam Doa Bapa Kami, ada definisi yang boleh dikatakan tepat,  yaitu ketika datangnya Kerajaan Allah dipersamakan dengan melakukan kehendakNya.  Dimana kehendak Allah dilakukan dengan ketaatan yang sempurna, disinilah arti Kerajaan Allah dinyatakan. 

Kerajaan Allah sudah ada dan masih terus berlangsung.
Kerajaan Allah telah berlangsung saat ini dan terus sampai masa yang akan datang.  Tuhan Yesus berkata “Kerajaan Allah ada diantara kamu” (Lukas 17:21), dengan demikian maka berkat-berkat Kerajaan Allah (diantaranya adalah : pengampunan, keselamatan, dan kehidupan kekal) menjadi milik yang dapat dinikmati oleh orang-orang yang percaya, yang dapat dinikmati tidak hanya pada masa yang akan datang, melainkan juga pada masa sekarang ini juga. Tetapi peperangan dengan Iblis masih berlangsung terus dengan seru, dan tidak ada keraguan sedikitpun tentang hasil akhirnya bahwa orang percaya akan menang bersama Kristus!.

Manusia tidak dipanggil untuk membangun atau mendirikan sendiri Kerajaan itu, melainkan hanya mencarinya dan memasukinya. Untuk itulah maka ada syarat untuk memasuki Kerajaan Allah  kelak ketika Kerajaan itu telah mengalami pemenuhan oleh Kristus Yesus.

Syarat- syarat masuk dalam Kerajaan Allah
Dalam beberapa ayat dibawah ini kita akan memahami ketika Kerajaan Allah telah mengalami pemenuhan oleh kedatangan Tuhan Yesus kembali kedalam dunia ini dan membawa setiap orang percaya masuk dalam Kerajaan-Nya. Ternyata tidak semua orang percaya akan otomatis masuk dalam Kerajaan-Nya hanya mereka yang memenuhi syarat masuk dalam Kerajaan-Nya. (Matius 7:21).

1.         Matius 6:33 -  “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” 

2.         Markus 9:47 – “Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka.”

3.         Matius 5:20  “Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.”

4.         Markus 10:15 - Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.

5.         Matius 13:44-46 - "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu.  Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah.  Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu."

Standard-standard etika Kerajaan Allah itu tinggi sekali, jauh diatas standard para ahli Taurat dan orang Farisi, tuntutannya bukan hanya pengetahuan teori semata-mata, melainkan bagaimana melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk dapat masuk kedalam Kerajaan Allah diperlukan ketaatan mutlak seperti seorang anak kecil dan juga dituntut kesetiaan serta pengapdian mutlak seorang murid. Namun yang seharusnya diutamakan manusia adalah mematuhi ketentuan atau peraturan Allah, sebab kerajaan Allah – seperti harta yang terpendam atau mutiara yang sangat mahal harganya – adalah satu perkara yang paling berharga di dalam hidup ini, sehingga pengorbanan macam apapun pantas dilakukan untuk memperolehnya.

-------------------------------------------------
Sumber:
·         Buku Penuntun Katekisasi GPIB – Pertemuan ke-16 Ajaran Gereja, Kerajaan Allah.


Comments

Popular posts from this blog

Tujuan, Manfaat dan Cara Puasa

Anak adalah milik Pusaka Allah

Allah Menepati Janji-Nya