MEMINTA DALAM KESUNGGUHAN

Bacaan: I Sam 20:27-29


(27) Pada hari berikutnya, yaitu hari kedua Bulan Baru, kursi Daud masih kosong juga, lalu bertanyalah Saul kepada Yonatan, "Mengapa kemarin dan hari ini Daud tidak hadir pada perjamuan?". (28) Yonatan menjawab, "Ia telah minta izin kepadaku untuk pergi ke Betlehem. (29) Katanya, 'Izinkanlah aku pergi, karena keluargaku sedang merayakan pesta kurban di Betlehem, dan aku disuruh datang oleh abangku. Sebab itu, jika kau izinkan, biar aku pergi untuk bertemu dengan sanak saudaraku.' Itulah sebabnya ia tidak hadir pada perjamuan ini, Ayah."

Kitab Samuel adalah lanjutan dari kitab hakim-hakim, dimana Samuel merupakan hakim terakhir ketika bangsa Israel akhirnya meminta seorang Raja seperti bangsa-bangsa disekitar mereka yang tidak mengenal Allah (Filistin). Padahal dengan jelas para pemimpin Israel purba dengan sadar menolak ide monarki, sekalipun umat berkali-kali memintanya karena ingin memiliki model kerajaan seperti Filistin (I Sam 8:4-5, 10-17). Barulah setelah 2 abad Israel memilih bentuk kerajaan monarki dimana Raja pertamanya adalah Saul yang terpilih dengan cara diundi. Namun Saul tidak hidup taat dihadapan Tuhan, Sehingga Tuhan menolaknya sebagai Raja. Ketika itu muncul seorang muda, Daud yang dipilih dan diurapi Allah sebagai Raja. Ia mengalahkan raksasa Goliat pahlawan Filistin , mengalahkan berlaksa-laksa musuh daripada Saul hanya beribu-ribu. Sehingga dihadapan rakyat Israel Daud lebih terkenal dan menjadi simpati rakyat. Lalu Saul merasa cemburu atau iri hati karena merasa tersaingi dan mengancam kedudukannya sebagai raja sehingga ia sangat benci kepada Daud dan akan membunuhnya, padahal Daud tidak pernah berbuat jahat terhadap Saul. Hal ini disaksikan oleh Yonathan anak Saul yang melihat memang tidak didapati kejahatan yang dilakukan Daud kepada Saul malah sebaliknya ayahnyalah yang berbuat jahat terhadap Daud , bahkan membunuh semua orang-orang, imam-imam yang mencoba melindungi Daud. Melihat Yonathan lebih memihak kepada Daud, Daud akhirnya menjalin persahabatan dengan Yonathan dan Meminta dalam kesungguhan (tema SBU) kepada Yonathan supaya ia bisa melindungi Daud dari kejahatan ayahnya, Saul. Inilah yang menjadi bacaan kita hari ini.

Dan kita bisa menyaksikan bagaimana akhir dari persahabatan Daud dengan Yonathan. Mereka setia sampai mati dan masing-masing berani mengambil resiko bahkan nyawa Yonathan sekalipun yang akan dibunuh oleh ayahnya sendiri dengan tombak. Meminta dengan kesungguhan (tema SBU) kita sore ini tidak akan pernah terjadi jika ada iri hati. Dalam Yakobus 3:16 mengatakan “Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat” hal inilah yang terjadi dalam diri Saul. Iri hati tidak boleh terjadi didalam umat percaya baik ditengah keluarga dan jemaat Tuhan karena iri hati hanya akan membawa kekacauan dan perbuatan jahat tetapi bersikaplah seperti Yonathan yang memiliki Kasih, seperti dalam 1 Korintus 13:4 “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.” Yonathan tidak iri hati, ia tulus, realistis dan sportif tidak ada kepentingan pribadi di dalam dirinya, padahal ia adalah anak raja. Daud memiliki persamaan yang kuat dengan Yonathan jika Daud ingin mengambil kekuasaaan ia sudah lakukan ketika ada kesembatan membunuh Saul. Ketika kekosongan jabatan Raja selepas Saul mati, ia justru menjadi raja Yehuda. Saudara jangan ada iri hati terjadi ditengah-tengah keluarga dan jemaat Tuhan, karena hanya akan menimbulkan kekacauan, pertikaian dan membuka pintu iblis masuk dan berbuat kejahatan. Hiduplah dalam kasih persaudaraan maka persekutuan kita ditengah keluarga dan jemaat anak diberkati dan menjadi berkat.

Seperti Daud dan Yonathan ketika persahabatan terjalin, maka masing-masing harus bisa memegang janji dan saling percaya, salin menutupi kekurangannya tapi memuji kelebihannya, mencari persamaan demi membangun persekutuan yang kokoh, keduanya tidak pernah menghianati perjanjiannya bahkan sampai akhir menutup mata. Gambaran hubungan Daud dan Yonathan yang setia memegang janji dan saling percaya serta mau ambil resiko ini mau merefleksikan bagaimana seharusnya hubungan suami dan istri, bagaimana seharusnya hubungan di tengah keluarga dibina dan hubungan persekutuan di dalam jemaat Tuhan dikelola, seperti apa yang firman Tuhan sampaikan dalam 1 Petrus 1:22 “Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.”

Meminta dalam kesungguhan harus juga dibalas dengan Memberi dalam kesungguhan keduannya haruslah berangkat dari hati yang tulus (segenap hati), tidak munafik tapi benar-benar dari hati yang murni, tidak ada cemburu, iri hati tetapi rela berkorban.

Comments

Popular posts from this blog

Tujuan, Manfaat dan Cara Puasa

Anak adalah milik Pusaka Allah

Allah Menepati Janji-Nya