DIBENARKAN KARENA IMAN

Bacaan: Roma 5:1-6 (11)
Saudara setelah peristiwa SALIB dan KEBANGKITAN Yesus Kristus yang kontrofersial, hal lain yang menjadi pertentangan dunia saat ini adalah tentang pengajaran IMAN Kristen.  Sementara semua agama menegaskan pentingnya  berbuat baik, melakukan amal, dan mematuhi hukum untuk mendapatkan keselamatan, ternyata kekristenan menyatakan hal sebaliknya bahwa Keselamatan itu hanya bisa diperoleh hanya melalui Iman bukan  karena perbuatan  (Rom. 3:22, 28; 10:9-10). Apakah sesederhana itu untuk masuk sorga? Dunia mempertanyakan hal ini sebagai sesuatu yang tidak masuk di akal sama halnya ketika mereka tidak bisa menerima kenyataan bahwa Yesus itu harus mati di kayu salib dan bangkit pada hari yang ke 3, padahal semua orang mengakui bahwa Yesus  itu penuh Kuasa!, Ya bagi dunia Salib itu memang suatu kebodohan tetapi bagi orang percaya Salib itu kekuatan Allah yang menyelamatkan(I Kor 1:18). 
Dunia sepertinya berhikmat dan arif menilai semua peristiwa itu tapi dimata Tuhan hikmat dan kearifan dunia itu sampah belaka yang siap dimusnahkan (I Kor 1:19).  Oleh karena itu tidaklah sulit bagi Yesus untuk mengampuni dosa salah satu penyamun yang disalibkan bersaman-Nya tepat setelah ia mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya!. (Luk 23:42-43).  Apakah penyamun itu sempat berbuat kebaikan? Tidak! Pengakuannyalah, Imannyalah yang membuat ia diselamatkan!.  Dalam peristiwa lainnya, Kornelius dalam Kis 10:1-48, ia adalah seorang yang suka membantu orang lain. Tuhan berkenan terhadap kabaikan Kornelius, namun kebaikannya tidak cukup menyelamatkan hidupnya.  Maka Tuhan mengirimkan malaikat dalam suatu penglihatan, supaya Kornelius memanggil Petrus.  Dan Petrus datang untuk menjelaskan karya keselamatan menlalui pengormbanan Yesus Kristus diatas kayu salib. Setelah mendengar penuturan Petrus, Kornelius memberi diri untuk dibaptis dan diselamatkan. Jadi perbuatan baiknya tidak akan menyelamatkannya tanpa disertai pengakuan atau Iman kepada Yesus Kristus.

Dari peristiwa tersebut di atas,  bukan berarti bahwa perbuatan baik itu tidak perlu dilakukan. Tetapi perbuatan baik kita haruslah sebagai respon atas Iman kita kepada Yesus Kristus yang telah menyelamatkan kita dari api neraka bukan karena kita harus berbuat baik untuk diselamatkan. Jadi yang pertama-tama harus dilakukan adalah menerima pembenaran dari Allah di dalam Yesus Kristus melalui pengakuan Iman kita, kemudian barulah kita melakukan perbuatan baik.

Oleh karena itu Yakobus menegaskan bahwa Iman itu harus dibuktikan dengan perbuatan!, Karena pada dasarnya Iman tanpa perbuatan adalah Mati. ( Yak 2:17, 24 & 26). Kalau boleh saya memberikan rumus prinsip kehidupan sebagai berikut:
1.     IMAN = HIDUP adalah  berlaku bagi orang-orang yang mengaku percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat hidupnya disaat detik-detik kematiannya (Lih-Penyamun)
2.     IMAN + PERBUATAN = HIDUP adalah berlaku bagi mereka yang percaya kepada Yesus dan masih diberi kesempatan untuk hidup didunia ini 
Prinsip ini sama dengan ilustrasi Tuhan Yesus tentang hal kerajaan Allah yang diumpakan dengan orang upahan, dimana orang yang bekerja 1 jam sehari dan 12 jam sehari akan mendapat upah yang sama yaitu 1 dinar!.


Maka kepada kita yang sudah dibenarkan, bacaan hari ini mau mengajak kita bagaimana seharunya kita hidup, bahwa hidup orang yang sudah dibenarkan oleh Allah, sudah ditebus oleh Allah dan telah menerima kembali kemuliaan Allah haruslah:
1.     Hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Yesus Kristus!, bukan mengalami damai sejahtera dengan manusia oleh karena uang, kekuasaan/ kedudukan, kenikmatan, popularitas, kesombongan, keserakaan dan lain-lain (ay.1).
2.     Bermegah di dalam pengharapan bahwa kita akan menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah. Janganlah bersandar kepada kehormatan dan kemuliaan dari maunisa. Sama seperti para pemuka agama Yahudi dan prajurit-prajurit romawi yang telah melakukan pembohongan public dengan mangatakan Yesus tidak bangkit karena mereka lebih memilih kehormatan manusia daripada kehormatan Allah (ay.2) (Lih juga Yoh 12: 42-43)
3.       Hidup dalam damai sejahtera dengan Allah dan bermegah di dalam kehormatan dan kemuliaan Allah artinya adalah tidak kompromi dengan dunia. Resiko tidak kompromi dengan dunia seringkali berdampak kepada hidup sengsara dan menderita di dunia ini. Tapi Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk tetap bermegah ketika harus mengalami kesengsaraan.  Karena kesengsaraan akan menimbulkan ketekunan, ketekunan menimbulkan tahan uji, tahan uji menimbulkan pengharapan, dan pengharapan kita tidak akan mengecewakan karena kasih Allah dalam pengorbanan anak-Nya Yesus Kristus telah dicurahkan kepada kita,  ketika kita masih lemah, ketika kita masih berdosa dan ketika kita masih seteru (ay.3-10). Apalagi ketika kita sudah dibenarkan dan didamaikan dengan Allah! Harusnya kita lebih bermegah lagi, bangga karena kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah (ay.9).


Comments

Popular posts from this blog

Tujuan, Manfaat dan Cara Puasa

Anak adalah milik Pusaka Allah

Allah Menepati Janji-Nya