Kerajaan Allah adalah melakukan kehendakNya.

Kerajaan Allah adalah salah satu tema utama dalam Alkitab, baik dalam PL maupun dalam PB. Sekalipun istilah Kerajaan Allah tidak kita temukan dalam PL, namun konsep kerajaan Allah tampak jelas, berkenaan dengan penciptaan, penyataan dan perjanjian Allah dengan manusia.  Tidak demikian dengan PB istilah Kerajaan Allah banyak sekali muncul secara eksplisit, khususnya berkenaan dengan pengajaran Tuhan Yesus.  Tuhan Yesus sengaja tidak pernah mendefinisikan secara jelas apa yang dimaksudkanNya dengan “Kerajaan Allah”. Tetapi, ketika dihadapan Pontius Pilatus, sebagai jawaban atas tuduhan memberontak terhadap pemerintahan Romawi. Tuhan Yesus menjawab, "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini." (Yohanes 18:36).  Jawaban ini mau menegaskan bahwa maksudNya bukan untuk memiliki daerah kekuasaan yang bersifat fana didunia ini.

Kerajaan Allah dalam Alkitab pada umumnya berarti : Allah yang aktif memerintah di dunia. Barangkali dalam Doa Bapa Kami, ada definisi yang boleh dikatakan tepat,  yaitu ketika datangnya Kerajaan Allah dipersamakan dengan melakukan kehendakNya.  Dimana kehendak Allah dilakukan dengan ketaatan yang sempurna, disinilah arti Kerajaan Allah dinyatakan.  Jadi yang dimaksud dengan kerajaan Allah adalah melakukan kehendak-Nya. Apa yang dimaksud dengan melakukan kehendakNya adalah menyerahkan diri saudara dengan penuh ketaatan. Manusia tidak dipanggil untuk membangun atau mendirikan sendiri Kerajaan itu, melainkan hanya mencarinya dan memasukinya :
*         Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu -  Matius 6:33
*          Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka - Markus 9:47

Standard-standard etika Kerajaan Allah itu tinggi sekali, jauh diatas standard para ahli Taurat dan orang Farisi, tuntutannya bukan hanya pengetahuan teori semata-mata, melainkan bagaimana melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
*         Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga - Matius 5:20
*         Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya. - Markus 10:15
*         Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu.  Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu - Matius 13:44-46

Singkatnya, untuk dapat masuk kedalam Kerajaan Allah diperlukan ketaatan mutlak diatas ahli-ahli taurat dan orang farisi,  juga ketaatan seperti seorang anak kecil yang bergantung dan percaya penuh kepada orangtuannya. Namun yang seharusnya diutamakan manusia adalah mematuhi ketentuan atau peraturan Allah, sebab kerajaan Allah – seperti harta yang terpendam atau mutiara yang sangat mahal harganya – adalah satu perkara yang paling berharga di dalam hidup ini, sehingga pengorbanan macam apapun pantas dilakukan untuk memperolehnya. Sudahkan saudara melakukan kehendak Allah?



Comments

Popular posts from this blog

Tujuan, Manfaat dan Cara Puasa

Anak adalah milik Pusaka Allah

Allah Menepati Janji-Nya