Empowerment/Pemberdayaa = Authority/Kuasa
Bacaan: I Petrus 2:1-15
Dalam
tulisannya Jhon Maxwell, tentang Law of Empowerment, ia mengatakan “ONLY SECURE
LEADERS GIVE POWER TO OTHERS”. What does
it means? Ia menggunakan analogi “personal finance” dimana:
1. Orang miskin (Paupers)
2. Penghutang (Debtors), dan
3. Penimbun Kekayaan (Hoarders)
Mereka tidak
akan bisa pernah memberi dan mampu berbuat kebaikan untuk orang lain. Ia lebih jauh mengatakan:
1. “LEADERS WITHOUT PURPOSE ARE
LIKE PAUPERS” – no passion, low energy, little drive to grow in influence. Karena posisi personal authority sudah
diambil oleh orang lain. Pemimpin tanpa tujuan ia tidak memiliki semangat,
antusias, energy dan kuat dalam memberi pengaruh kepada orang lain.
2. ‘LEADER WITHOUT AUTHENTICITY
ARE LIKE DEBTORE” – seseorang yang tengelam atau terlilit/ masalah utang
mungkin kelihatannya kaya padahal ia sesungguhnya berada diambang
kebangkrutan. Para pemimpin mungkin
terlihat memiliki semua keuanggulan namun sesungguhnya mereka kehilangan
otoritas moral. Pemimpin seperti ini tidak akan mampu memberikan empowerment
kepada orang lain.
3. ‘LEADERS WITHOUT HUMALITY
RESEMBLE HOARDERS” setelah mendapatkan
bakat-bakatnya dalam bekerja, menikmati sejumlah besar kekuasaan, mereka
menjadi takut semuannya diambil oleh orang lain. Mereka ini tidak akn menggunakan pengaruhnya
untuk memberdayakan orang lain sebaliknya mereka akan keep untuk diri
sendiri. Ya ia seperti seorang penimbun
kekayaan.
Namun tidak
halnya dengan Petrus sebelum mengenal Yesus namannya simon, setelah mengenal
Yesus namannya menjadi Simon Petrus, Petrus itu sendiri artinya batu padas atau
batu karang, yang sebelum mengenal Kristus adalah seorang yang tidak memiliki
Tujuan tetapi setelah mengenal Yesus Ia tahu tujuannya dalam peristiwa
pentakosta, pengaruh khotbahnya membuat 3000 orang yahudi bertobat!.
Petrus yang
sesugguhnya adalah seorang yang tangguh, kokoh dan kuat dan mampu menarik hati
orang termasuk Tuhan Yesus, sessunguhnya ia adalah seorang yang tidak berpikir dalam-dalam,
suka menurut kata hati dan bertindak cepat, dikuasai oleh dorongan pada saat itu juga. Namun setelah mengenal Kristus ia tahu
Bahwa tanpa,
·
Iman yang ditambahkan dengan Kebajikan
·
Kepada Kebajikan, ditambahkan dengan Pengetahuan
·
Kepada pengetahuan ditambahkan kepada penguasaan diri
·
Kepada penguasaan diri ditambahkan ketekunan
·
Kepada ketekunan ditambahakan kesalehan
·
Kepada kesalehan ditambahkan kasih akan saudara-saudara
·
Kepada kasih akan saudara-saudara ditambahkan kasih kepada semua
orang. (ay 5-7)
Maka ia akan
seperti debtors.
Petrus yang
dahulu adalah seorang yang sombong tidak peduli terhadap nasihat sesama
muridnya (Yohanes) dan bahkan peringatan Tuhan Yesus setelah mengalami
pemulihan secara pribadi dengan Tuhan ia adlah sosok yang rendah hati bahkan
mau menerima teguran rasul Paulus,
menjadi pilar gereja mula-mula taat sampai mati bahkan di salib dengan
kepala di bawah. Menurut St. Jerome, Petrus sendiri yang meminta agar
disalibkan dengan posisi terbalik karena ia memandang dirinya tidak layak untuk
disalibkan dalam posisi yang sama dengan Tuhannya.
Dengan
pengalamannya itu semua Ia mau Empowering kita bahwa apabila semuanya itu ada
pada kita hasilnya adalah:
1. Akan dibuat menjadi giat dan berhasil dalam pengenalan
akan Tuhan Yesus Kristus (ay.8)
2. Kamu tidak akan pernah
tersandung (ay.10)
3. Hak penuh masuk kedalam
Sorga (ay11)
Namun memang
tidak mudah perlu ada upaya pengorbanan/ pay the price, Petrus selalu
MENGINGATKAN jemaat-jemaat yang ia layani dalam bacaan kita ini ada 3 kali kata
Mengingatkan pada ayat 12 – 15.
Comments
Post a Comment