Tema: “Keluarga Kristen”

Kolose 3:18-25

Saudara kita tidak akan pernah memiliki keluarga yang kokoh sampai kepada kita tahu membangun keluarga yang kuat!. Seperti kokohnya suatu bangunan akan sangat ditentukan oleh bagaimana caara membangunnya, sehingga ketika gempa bumi atau banjir datang bangunan itu tetap kokoh. Keluarga adalah pusat kehidupan yang akan menentukan masa depan keturunannya, gereja dan bangsanya. Gagalnya membangun sebuah keluarga akan berakibat buruk terhadap keturunannya, gereja dan bangsanya.

Banyangkan jumlah perceraian tahun 2012 di Indonesia mencapai 285.184, meningkat dari 125.173 kasus pada tahun 2010 dan ironisnya perceraian di kalangan keluarga Kristen justru meningkat tajam. Kalau saja masing-masing pasangan memiliki 2 anak, maka ada +/- 570.368 anak korban perceraian dan efek multiflikasinya luar biasa kekerasan meningkat, tawuran antar pelajar dan mahasiswa meningkat, baru-baru ini sebuah riset mengatakan bahwa semua orang yang masuk penjara hampir 95%nya berasal dari keluarga broken home!!.

Mengapa hal-hal tersebut diatas bisa terjadi? Pusatnya ada di dalam keluarga, karena ketika keluarga tidak mau menyediakan waktu khusus untuk bersekutu (kalau ada waktu) ini berbahaya, mengapa karena semua anggota keluarga pasti memiliki kesibukannya masing-masing dari bangun pagi sampai malam hari 75% hidup orang dewasa adalah di luar rumah untuk bekerja sisa 25% dibagi untuk banyak urusan, kita memerlukan waktu untuk bersama keluarga; beribadah/ bersekutu dengan jemaat Tuhan; Saat teduh pribadi dengan Tuhan; Bersosialisasi dengan sesama; Berolah raga agar tetap sehat atau kita butuh waktu rekreasi sehingga kita bisa fresh (segar) lagi. Namun pertanyaanya apakah kita mampu mengalokasikan waktu yang sisa tersebut untuk melakukan berbagai hal tersebut? Jujur saya sendiri tidak mampu. Oleh karena itu perlu pandai-pandai membagi waktu dan memprioritaskan mana yang paling penting dalam hidup ini fokuskan kepada hal itu. Rasul Paulus dalam Efesus 5:16 katakan Pergunakanlah waktu yang ada karena hari-hari ini adalah jahat!. Oleh karena itu jika manusia tidak bisa menggunakan waktu yang ada yang terbatas ini maka dia akan menjadi korban dari hari-hari yang jahat!.

Gejala-gejala ini sebenarnya sudah terdeteksi oleh Rasul Paulus sejak tahun 50-60 Masehi di jemaat Kolose. Kota Kolose adalah kota yang berdekatan dengan Laodikia jemaat yang kaya, mapan secara ekonomi tetapi banyak masalah terjadi disana. Rasul Paulus melihat jemaat Tuhan disana sudah tidak bisa mengendalikan situasi kondisi atau pengaruh atau dampak dari pertumbuhan ekonomi, kota, sosial budaya dll dalam kehidupan jemaat Tuhan saat itu! Sehingga terjadi krisis hubungan di dalam rumah tangga; Istri tdak lagi hormat kepada suami, suami berlaku kasar terhadap istri, bapak-bapak membangkitkan amarah dalam diri anaknya, anak-anak sudah tidak taat lagi kepada orang tua bahkan rusaknya hubungan majikan dengan buruh kerja, karena jemaat tidak bisa memanage waktunya dengan seimbang.



Rasul Paulus melihat situasi kondisi diluar kehidupan kita tidak dapat dikendalikan yang bisa dikendalikan adalah bagaimana merespon berbagai situasi tersebut dengan menjaga sikap kita. Oleh karena itu Rasul Paulus mengirimkan surat dan memgingatkan jemaat agar “Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia”. Ia juga mengingatkan dalam Kolose 3:17 “Segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.”. Apabila hal ini dilakukan maka jemaat tidak akan terpengaruh dan menjadi korban-dari hari-hari yang jahat.

Bagaimana dengan saudara?. Apakah kehidupan keluarga saudara semakin kokoh atau malah bertambah buruk? Intinya luangkan waktu untuk bersekutu karena di dalam persekutuan ada kekuatan karena Allah hadir dimana dua tiga orang berkumpul dalam namaKu disitu Aku hadir. Kehadiran Allah membawa damai dan sejahtera bagi keluarga dan mujisat. Dalam persekutuan terjalin komunikasi yang akrab dan membangun serta menguatkan satu dengan lainnya. Ada banyak orang tinggal bersama dalam satu keluarga tetapi tidak pernah bisa bekerjasama, karena masing-masing sibuk dengan kesenangannya masing-masing, TV, Komputer, Game, Koran, BB, Handphone, smart phone dll. Iblis pintar sekali membuat manusia sibuk dengan berbagai barang kesukaannya sehingga membuat orang percaya sulit untuk menyediakan waktu untuk bersekutu karena tiba saatnya larut malam semua sudah tertidur lelap….besoknya seperti itu dan rutin berkali-kali sehingga wajar banyak rumah tangga Kristen hancur karena tidak bisa membangun hubungan keluarga yang kokoh.

Ayat 25 mengatakan Barang siapa berbuat salah ia harus menanggung kesalahannya itu karena Tuhan tidak memandang orang. Jadi kita perlu hati-hati. Dalam doa Musa, pemazmur dalam Mazmur 90:12 mengajak kita supaya kita meminta kepada Allah untuk mengajar kita menghitung hari-hari sedemikian, hingga kita beroleh hati yang bijaksana. Tetukan mana yang paling penting dalam hidup saudara focus dan pelihara itu. Belajarlah dari Yosua, dalam Yosua 24:14 -15, Yosua:
1. Memprioritaskan Tuhan sebagai hal yang terutama
2. Memprioritaskan Keluarga sebagai hal yang pertama setelah Tuhan
3. Baru urutan berikutnya……. (pekerjaan, pelayanan dst..)

Kehidupan keluarga Kristen harusnya seperti keluarga Yoshua sudahkan kita menjadikan keluarga sebagai prioritas?

Comments

Popular posts from this blog

Tujuan, Manfaat dan Cara Puasa

Anak adalah milik Pusaka Allah

Allah Menepati Janji-Nya