Membangun Hubungan Yang Kokoh.
2 Timotius 2:2

Membangun suatu hubungan yang kokoh tidaklah mudah baik dalam keluarga, persahabatan, pekerjaan bahkan di dalam Gereja. Banyak rumah tangga hancur, persahabatan berkahir menjadi permusuhan, kubuisme terjadi di dalam Gereja dan persaingan tidak sehat di dalam pekerjaan, semua terjadi salah satu sebabnya adalah sulitnya membangun hubungan yang kokoh. Bahkan ada seorang hamba Tuhan mengatakan "semakin banyak saya berhubungan dengan orang semakin saya mencintai anjing saya".

Rasul Paulus dalam 2 2 Timotius 2;2 mengingatkan kita akan dua hal bagaimana untuk membangun hubungan yang kokoh.

1. Kepercayaan.

Steven Covey penulis buku terlaris the seven habit dan the speed of trust mendukung apa yang Rasul Paulus katakan, ia mengatakan segala jenis hubungan dibangun di atas dan di pelihara oleh Kepercayaan, lebih jauh ia mengatakan di dalam hubungan kepercayaan yang tinggi walaupun apa yang kita katakan keliru, orang masih bisa menangkap maknanya, tetapi di dalam hubungan kepercayaan yang rendah, seakurat dan setepat apapun yang kita sampaikan akan selalu diartikan keliru.

Mengapa hal ini bisa terjadi? mungkin seperti apan yang Jack Walce, mantan direktur General Electrict katakan bahwa kepercayaan adalah sebuah keyakinan dan sebaliknya ketidakpercayaan adalah sebuah kecurigaan. Jadi hubungan yang dibangun diatas kecurigaan akan selalu membawa masalah dan berakhir dengan perpecahan. Sementara hubungan yang dibangun diatas keayakinan selalu akan membawa berkat dan terobosan hidup bagi orang lain.

Itulah yang terjadi dalam hubungan pelayanan antara Rasul Paulus dengan Timotius. Rasul Paulus tidak sembarangan mempercayakan pelayanan pengajaran Injil Tuhan kepada orang lain. Ia lebih memilih Timotius seorang muda karena Rasul Paulus yakin akan imannya yang tumbuh oleh pengajaran akan neneknya Louis dan ibunya Eunike. (2 Tim 1:5) dari sini kita melihat hal penting yang ke dua yaitu kecakapan, Kecakapan adalah sebuah bukti dari keyakinan.

2. Kecakapan.

Rasul Paulus sangat yakin akan kecakapan Timotius dalam mengajar Injil karena terbukti oleh didikan nenek dan ibunya. Sehingga untuk itulah Rasul Paulus mengajak Timotius untuk mempercayakan kepada pengajaran Injil harus kepada orang yang dapat dipercaya dan cakap!. Dalam bahasa Manajemen cakap diartikan sebagai kompetensi. Willian Anthony dalam bukunya Human Resurces Management mengartikan kompetensi terkait 3 hal:
1. Knowledge (pengetahuan)
2. Skill (Keahlian)
3. Attitude (sikap)


Seseorang sebelum menjadi ahli di bidangnya ia harus memiliki pengetahuan yang baik di bidangnya, tetapi yang membuat ia berhasil atau sukses adalah sikap atau perilakuknya. Jikalau hidup kita selalu dibangun diatas dan dipelihara oleh kecurigaan, maka dipastikan kita tidak akan membawa dampak atau perubahan tetapi persoalan dan kehancuran dalam hubungan dengan sesama.

Sebuah Riset Robert Half International Consulting dari Amerika mengatakan the greatest for firing an employee is attitude: dari hasil risetnya terdapat 30% orang di pecat dari pekerjaannya karena incompetence; 17% in ability to get along with others; 12% Dishonesty or laying; 10% negative attidude; 7% lack of motivations and other 8%. Walau in competence menempati urutan teratas tetapi selebihnya walau persentasenya kecil semua menunjukan kepada kepribadian atau sikap seseorang.

Demikian juga The Carnegie Institute melakukan riset terhadap 10.000 orang dan menemukan kalkulasi bahwa 15% sukses itu dipengaruhi oleh technical training dan 85%nya adalah personality.

Dalam membangun hubungan yang kokoh yang paling penting adalah kita bisa dipercaya dan yakin bisa mempercayakannya kepada orang yang dapat dipercaya tetapi kepercayaan itu harus bisa dibuktikan dan kita sendiri harus bisa membuktikannya kepada orang yang mempercayakan kepada kita. Apabila Tuhan mempercayakan kepada kita menjadi Suami, jadilah suami yang dapat dipercaya dan cakap sebaliknya istri demikian juga dengan anak-anak jadilah orang yang dapat dipercaya dan cakap. Apabila Tuhan mempercayakan kita sebagai Pendeta, Hamba Tuhan, Manager, Direktur jadilah baik dan cakap dibidangnya masing-masing agar kita dapat dipercaya dan dengan demikian menjalin hubungan semakin kokoh.



Comments

Popular posts from this blog

Tujuan, Manfaat dan Cara Puasa

Anak adalah milik Pusaka Allah

Allah Menepati Janji-Nya