Perbuatan lebih berarti daripada perkataan

Film Titanic masih  bertengger di papan atas daftar film tersukses sepanjang masa. Film drama berdasarkan kisah nyata tenggelamnya kapal Titanic ini mengisahkan jalinan cinta sepasang kekasih. Sang sutradara memposisikan aktornya sebagai seorang pahlawan yang rela mati kedinginan demi menyelamatkan nyawa kekasihnya.
Diantara sekian banyak kisah seputar karamnya kapal raksasa itu, ada kisah nyata yang luar biasa menyentuh hati tentang Jhon Harper.  Pria yang lahir pada Maret 1886 ini menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dalam hidupnya ketika usianya 13 tahun. Di usia 17 tahun sambil bekerja di pabrik penggilingan ia sudah mulai berkhotbah di jalan-jalan desanya. September 1896 ia mendirika gereja Harper Memorial Church dengan beranggotakan 25 orang  dan telah bertumbuh menjadi 500 anggota ketika ia meningggalkannya 13 tahun kemudian. Selama waktu itu ia menikah namun tidak lama kemudian ia menjadi duda. Sekalipun pernikahannya singkat sekali namun Tuhan mengaruniakan seorang anak kecil yang cantik kepadanya, namanya Nana.
Hidup jhon sendiri dihiasi kecelakaan yang terkait dengan air.  Ketika usia 2,5 tahun ia hampir tengelam Karen jatuh kedalam sumur, namun disadarkan kembali oleh ibunya. Pada usia 26 tahun ia dihanyutkan oleh arus balik dan hampir tidak bisa tertolong. Pada usia 30 tahun dia menghadapi ancaman kematian di atas kapal yang bocor di Mediterania.
Malam hari pada 14 April 1912, Jhon dan putrinya Nana, berada diatas Kapal RMS Titanic yang ssedang berlayar kencang di atas samudera yang dingin menggigit, tanpa sadar bahwa malam itu akan terjadi sesuatu yang tidak akan pernah dilupakan oleh semua orang di seluruh dunia. Di atas kapal mewah ini terdapat banyak orang penting yang kaya rdan terkenal. Pada saat peluncurannya kapal Titanic merupakan benda terbesar yang pernah dibuat oleh manusia.  Pada pukul 23.40 malam, sebuah gunung Es menggesek dengan amat kerasnya sisi kanan kapal, sehingga menghujani dek dengan es dan menkoyakan enam bilik yang kedap air. Dengan segera, air laut merangsek masuk ke dalamnya.
Menurut laporan dokumentasi, segera setelah jelas bahwa kapal akan tenggelam, Jhon Harper langsung membawa putrinya menuju sekoci penyelamat.  Secara manusia, akan sangat masuk akal kalau pendeta duda ini akan naik ke atas sekoci penyelamat bersama dengan purti tunggalnya.  Namun sejarah tidak mencatat hal tersebut. Jhon Harper hanya menggendong dan menaruh Nana ke sekoci penyelamat lalu ia membungkuk dan mencium kening putrid kecil yang amat berharga baginya itu.  Ditatapnya mata anak itu dalam-dalam, sambil berkata “ jangan sedih, kita akan berjumpa kembali satu hari nanti.”
Jhon harper berbalik dan pergi menuju kerumunan orang yang putus asa di atas kapal yang sedang tenggelam itu. Jhon Harper tidak pernah menginjakan kakinya ke dalam sekoci penyelamat. Ia bahkan tidak berencana untuk menyelamatkan dirinya sendiri.  Ketika buritan kapal mulai terayun ke atas, dilaporkan bahwa Harper tampak berusaha mendaki dek sambil berteriak “ Wanita dan anak-anak cepat masuk ke dalam sekoci!” Bebeapa menit kemudian, terdengar suara gemuruh yang mengerikan, jauh dari bagian dalam kapal Titanic. Banyak orang yang meyangka bahwa itu merupakan ledakan; padahal sebenarnya kapal raksasa itu sedang terbelah menjadi dua.  Pada saat itu, banyak orang yang melompat dari dek terjun ke dalam air es yang gelap. Jhon Harper termasuk salah salah satu diantaranya. Malam itu 1.528 orang masuk ke dalam air yang membekukan itu. Jhon harper tampak berenang dengan tergopoh-gopoh kepada orang-orang yang tidak dikenalnyadan memimpin mereka kepada Yesus sebelum ia mengalami hiportemia (keadaan suhu tubuh dibawah titik terendah) yang fatal.
Harper berenang menuju seorang pemuda yang telah naik ke atas kepingan kayu terapung. Dengan napas terenggah-enggah ia bertanya, “ Apakah anda sudah mengenal Yesus?” Pemuda itu menjawab “Aku tidak kenal Yesus dan aku tidak perduli, aku hanya perduli hidupku saat ini”.  Harper tidak menyerah, ia berusaha untuk memperkenalkan Yesus kepada pemuda itu. Tapi semua usahanya dan kerja kerasnya menahan  hawa dingin hanya berakhir dengan jawaban “tidak” dari pemuda yang sedang shock kedinginan itu.  Menyadari keaadaan itu  Jhon Harper segera membuka jaket penyelamatnya dan melemparkannya kepada pemuda itu sambil berkata “kalau begitu, pakailah, anda lebih membutuhkannya daripadaku.”Dan kemudian Jhon Haper meninggalkan pemuda itu dan berenang menuju orang-orang lain yang sedang terapung-apung.  Setelah beberapa menit kemudian, Harper berenang kembali dan menghampiri pemuda tadi untuk sekali lagi memintanya menerima Tuhan Yesus sebagai juruselamatnya. Kali ini Harper berhasil memimpin pemuda untuk menerima keselamatan jiwanya.
Dari 1.528 orang yang terlem par masuk ke dalam air malam itu, enam diantaranya berhasil diselamatkan oleh sekoci-sekoci penolong. Salah satu di antaranya adalah pemuda yang naik kepingan kayu yang terapung tadi.  Empat tahun kemudian pada suatu pertemuan bagi mereka yang selamat pemuda itu berdiri dan dengan airmata bercucuran mengisahkan kembali bagaimana John Harper, setelah memperkenalkan Kristus kepada orang lain, berusaha berenang kembali untuk menolong orang-orang lain, namun oleh karena air yang dinginya seperti es itu, John Harper terlalu lemah untuk berenang. Kata-kata terakhir yang diteriakannya sebelum ia tenggelam di dalam air yang membekukan itu ialah “Percayalah kepada nama Tuhan dan anda akan diselamatkan!”
Apakah Hollywood mengenang orang ini? Tidak!, tapi itu bukan masalah.  Hamba Allah ini mengerjakan apa yang harus dikerjakannya. Ketika orang-orang lain berusaha menyelamatkan nyawa mereka sendiri untuk masuk kedalam sekoci penyelamat, beberapa bahkan dengan egois mendorong orang lain keluar dari sekoci supaya mereka dapat tempat, John Harper malah menyerahkan nyawanhya agar orang-orang lain dapat “diselamatkan”.
 “Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. “ (Yohanes 15:13).  John Harperlah pahlawan Titanic yang sejati!.  Jhon bisa saja melompat  ke sekoci penyelamat bersama putrinya, tetapi ia tahu ada banyak nyawa yang perlu diselamatkan dari kematian kekal. Jhon memberikan nyawanya untuk orang-orang itu. Jhon Harper tidak hanya berbicara soal kasih Yesus tetapi ia menunjukan kasih itu dalam hidupnya. Ia mengutamakan keselamatan orang-orang yang belum mengenal Kristus.  Pemuda itu bertobat bukan karena khotbah dadakan Jhon yang sangat menyentuh hati, tetapi karena melihat Yesus dalam diri John.  Bahkan pemuda itu tidak dapat melepaskan matanya dari John Harper sampai pada detik terakhir hidup John.
Saudara apa yang menjadi perenungan kita adalah Jangan hanya berkata-kata dan berteori saja, juga Jangan hanya bisa menuntut orang lain untuk berbuat sesuatu kepada saudara tapi anda sendiri tidak mau melakukannya. Jangan hanya pandai memotivasi orang, tetapi lemah terhadap diri sendiri. Jadilah seperti John Harper yang membawa seorang pemuda bertobat karena melihat Yesus dalam diri John Harper lewat perbuatannya!.  Mother Theresa mengatakan  “ apa yang kamu katakan mungkin akan mudah diingat orang tetapi apa yang kamu lakukan tidak akan pernah dilupakan orang.” Perbuatan memang lebih berbicara daripada perkataan seperti apa yang Firman Tuhan nyatakan dalam Yakobus  2
:26  “Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.”

Selamat memasuki Tahun Baru 2011!
Tuhan Yesus Memberkati Saudara!.

Sumber:  “Jubah Kuasa Elia” Decky Pendowo, 2008; “The Titanic Last Hero” by Moody Press 1997; Motivation in a Minute [news@newsletter.motivationinaminute.com]

Comments

Popular posts from this blog

Tujuan, Manfaat dan Cara Puasa

Anak adalah milik Pusaka Allah

Allah Menepati Janji-Nya