Bertobatlah!

Bacaan: Yesaya 50:1-6

Pecahnya kerajaan utama Israel makin memperburuk keadaan kerohanian bangsa Israel.  Kepemimpinan dari  +/- 40 Raja-Raja setelah Raja Daud tidak membawa pertobatan secara nasional, walau didapati  Raja Hizkia dan Yosia hidupnya benar dimata Tuhan tepat seperti Daud bapa leluhurnya, namun secara nasional kerohanian bangsa Israel tidaklah berubah! Bahkan 95% para pemimpinnya jatuh dalam penyembahan berhala.

Yesaya hadir untuk mengingatkan tentang kejatuhan kerajaan Yehuda dan pemulihan kerajaan ini secara Rohani lewat penglihatan-penglihatan yang dinyatakan Allah kepadanya.  Ia hidup di tahun pemerintahan Raja-Raja Yehuda; Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia (Yes 1:18).   Pada saat pemerintahan raja Hizkia, kerajaan utara Israel sudah jatuh ke tangan bangsa Asyur dan menurut sejarah tidak ada satupun suku dari 10 suku diutara yang hidup.  Tetapi lain halnya dengan kerajaan Yehuda yang dihuni oleh 2 duku Yehuda dan Benjamin, kerajaan ini akan tetap hidup karena sesuai dengan janji Tuhan dari keturunannyalah akan lahir seorang hamba yang setia yang akan membebaskan umat pilihan Allah dan dunia ini dari dosa.  Tetapi kerajaan Yehuda harus dihakimi dahulu selama 70 tahun di Babel karena ketidaktaatan mereka!.

Yesaya menggambarkan begitu jelas dalam bacaan kita ini,  betapa Allah begitu besar mengasihi Umat pilihan-Nya.  Sekalipun bangsa ini telah berulang kali menyakiti hati Allah dengan berpaling kepada allah lain.   Adakah harga yang pantas untuk Allah mengasihi umat-Nya yang telah berulang kali menghianati Dia?,  bahkan ketika Allah datang kepada umat-Nya, Ia tidak menemukan mereka disana dan ketika Allah memanggil umat-Nya, mereka juga tidak mendengarkan-Nya!, sepertinya mereka acuh tak acuh!.  Apakah ini yang dikatakan kurang ajar atau tidak tahu didikan? (ay.2).  Sehingga Allah harus cerewet kepada mereka dengan mengingatkan mereka berulang-ulang kali, tentang siapakah DIA!.  Dalam ayat 2-3 dikatakan, mungkinkah tangan-Ku terlalu pendek untuk membebaskan engkau?,  atau tidak adakah kekuatan pada-Ku untuk melepaskan engkau?  Sesungguhnya dengan hardik-Ku, Aku  mengeringkan air laut, membuat sungai menjadi padang gurun, Dialah yang membuat langit menjadi gelap dan menyelimutinya dengan kain kabung!. (ay.2-3)

Saudara kita bisa membayangkan kehidupan umat Allah itu seperti anak kecil!.  Seorang anak kecil yang ia tahu hanyalah ingin selalu dipenuhi keinginannya, mereka tidak akan peduli ketika orang tua mereka cerewet,  sibuk memperhatikan mereka bahkan  berkorban mencari nafkah untuk mereka dengan keringat dan air mata,  tapi itulah anak kecil mereka memang belum dewasa dan memiliki pikiran seperti orang dewasa!.   Tapi tentunya tidaklah demikian ketika seorang anak telah menjadi dewasa!.  Kalau waktu kecil seorang anak menyuruh orang tuanya mengambilkan air minum, tentu mereka akan dengan senang hati melakukannya tapi bagaimana respon orang tua ketika anaknya sudah dewasa meminta hal yang sama, saya yakin semua kita akan sepakat bahwa  anak itu kurang ajar bukan?.  Demikianlah yang terjadi kepada umat Israel dari sejak keluar dari tanah perbuadakan di Mesir sampai mereka tiba di tanah perjanjian pola pikir, sikap dan perbuatan mereka  tidak pernah berubah!.  Sementara Allah begitu sibuknya melindungi mereka dari penindasan, kematian dari kejaran bangsa Mesir dan bangsa-bangsa asing,  menyediakan tiang awan ketika siang hari agar tidak kepanasan, menyediakan tiang api agar terluput dari kejaran bangsa Mesir, menyediakan roti,  daging dan air di padang gurun agar mereka tidak kelaparan dan kehausan. Bahkan memberikan tanah yang berlimpah susu dan madunya. Tetapi bangsa ini tetap saja tidak mau bertobat!.

Layaknya orang tua, terkadang ada waktunya untuk berdiam diri dan membiarkan anaknya merasakan akibat dari perbuatan buruknya!.  Demikian juga Tuhan, Ia  sudah berkali-kali mengingatkan, melindungi dan mengampuni mereka tetapi mereka masih tetap acuh tak acuh.  Sehingga Tuhan mengizinkan mereka ditindas bangsa asing selama 70 tahun di Babel.  Inilah akibat dari perbuatan mereka sendiri.  Mereka baru menyadari ketika mereka berteriak kepada Allah dan meratapi penderitaan  di tanah pembuangan, kemudian  Allah menjawab mereka “…..sesungguhnya oleh karena kesalahanmu sendiri kamu terjual dan oleh karena pelanggaramu sendiri ibumu diusir.” (ay.1).

Syukurlah Allah mengingat akan janji-Nya! Ia mengirimkan seorang hamba yang setia, yang mau tunduk dan taat yang memiliki lidah seorang murid, yang memiliki telinga yang tajam untuk mendengar seperti seorang murid, tidak memiliki jiwa pemberontak, yang rela memberikan punggung dan pipinya untuk dipukuli, dinodai dan diludahi (ay4-6),  tidak ada satupun seorang hamba dibawah kolong langit ini yang menggambarkan penderitaan seperti yang digambarkan Yesaya ini selain  dari Yesus Kristus yang kematian dan kebangkitannya akan kita rayakan bersama di tahun 2011 ini!.  Lewat  Yesus Kristuslah, Kerajaan Yehuda secara rohani dibaharui dan kepada semua umat manusia yang percaya kepada-Nya,  dikuduskan dan diselamatkan dari kematian kekal karena dosa.  Inilah anugrah yang terbesar bagi kita (Yoh 3:16) dan inilah yang menjadi dasar ketaatan hidup orang percaya. 

Sehingga lewat Kristuslah, kita dimampukan untuk hidup tunduk, taat dan setia seperti seorang murid!.  Sebagai orang percaya “ kita bukanlah seperti murid yang belajar keras untuk lulus sekolah.  Tetapi kita adalah murid-murid yang telah lulus oleh karena itu kita belajar dengan keras!.  Artinya ketataan yang kita lakukan bukanlah untuk memperoleh keselamatan karena kita sesungguhnya sudah diselamatkan ketika kita masih berdosa, ketika kita masih seteru dan ketika kita masih lemah! Tetapi ketaatan yang kita lakukan adalah sebagai rasa terima kasih dan ungkapan syukur kita kepada Allah karena telah diselamatkan.

Pelajaran apa yang dapat kita tarik dari bacaan kita ini?.   Seberdosa apapun saudara,  selama saudara masih hidup dan mau bertobat berbalik dari jalannya yang jahat maka Allah akan memulihkan hidup saudara (II Taw 7:14). Walau dosa saudara merah seperti kirmizi akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba!. (Yes1:18).  Jadi pekalah terhadap lawatan Tuhan ketika Ia hadir ditengah-tengah kehidupan saudara untuk mengingatkan saudara bukalah hati saudara undanglah Ia hadir masuk dalam kehidupan saudara. Dengarlah dengan tulus ketika suara-Nya memanggil untuk bertobat.  Jangan seperti umat Israel,  ketika Tuhan melawat tidak ditemukan satupun dari mereka, ketika Tuhan memanggil mereka tidak menjawab!.

Comments

Popular posts from this blog

Tujuan, Manfaat dan Cara Puasa

Anak adalah milik Pusaka Allah

Allah Menepati Janji-Nya