Jangan Menghakimi!

Bacaan: Yohanes 9:1-7

Saudara hukum Taurat telah membentuk pola pikir masyarakat Yahudi yang memandang bahwa penderitaan itu selalu diakibatkan oleh dosa baik yang dilakukan oleh orang tersebut atau karena dosa turunan!.

Sesungguhnya hukum Taurat itu sendiri tidaklah bermasalah, karena Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahwa Ia datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat tetapi justru untuk menggenapinnya! (Mat 5:17).  Yesus katakan jangankan membunuh harus di hukum, membenci saudaramu saja itu sudah dianggap membunuh.  Jangankan berbuat zinah, meilhat lalu menginginkannya saja sudah dianggap berzinah. Jadi kehadiran Yesus kedalam dunia ini justru menempatkan hukum taurat pada standard yang lebih tinggi.  Oleh karena itu Yesus katakan jika hidup keagamaan kita tidak lebih benar dari ahli-ahli taurat, maka kita tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga!. (Mat 5:20)

Tapi yang menjadi masalah adalah penerapan hukum Taurat itu sendiri dalam kehidupan masyarakat Yahudilah yang keliru.  Mereka menjadikan hukum taurat sebagai ajang untuk menghakimi sesama manusia, sementara mereka sendiri tidak melakukan Hukum Taurat dengan baik dan benar. Hal ini sudah menjadi budaya turun termurun selama berabad-abad!. Itulah yang Tuhan tidak suka, oleh karena itu ketika Murid-murid-Nya memandang orang buta sejak lahir itu sebagai akibat perbuatan dosanya atau orang tuanya, Yesus langsung bereaksi bahwa bukan karena dosa orang ini maupun orang tuanya, tetapi pekerjaan Allah harus dinyatakan atas dia. (ay. 3)

Saudara Yesus mau mematahkan budaya menghakimi sesama manusia lewat muzisat yang Ia nyatakan dalam diri orang buta tersebut, bahwa tidak selalu perbuatan dosa itu membuat orang menderita!  Inilah cerminan kasih Allah yang begitu besar kepada umat manusia yang sudah berbuat dosa, lewat anak-Nya Yesus Kristus!.  (Yoh 3:16).  Allah yang adalah pencipta kita tidak ingin menghakimi kita yang sesungguhnya tidak layak untuk diselamatkan!.  Adakah harga yang pantas untuk Allah menebus dosa-dosa umat manusia? Tidak ada,  tapi Ia rela memberikan Anak-Nya Yesus Kristuis untuk mati dan menebus dosa umat manusia. Saudara kalau Allah saja tidak menghakimi kita mengapa kita menghakimi sesama kita manusia?  Bertobatlah!.  Itulah yang Tuhan Yesus katakan kepada orang-orang di Galilea yang menghakimi sesama mereka yang dibunuh Pilatus dan darahnya dicampur dengan korban bakaran binatang, serta 18 orang yang mati ditimpa menara Siloam! Tapi Yesus katakan kepada mereka sangkamu  orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari orang-orang Galilea lainnya karena mengalami nasib seperti itu?.Tidak, tapi jikalau kamu tidak bertobat kamu akan mati dengan cara yang sama!. (Luk 13:1-5) mengerikan saudara!. Itu artinya Yesus sangat tidak suka kepada orang yang menghakimi sesama manusia. Oleh karena itu Yesus katakan janganlah kita menghakimi orang lain supaya kita juga tidak dihakimi (Mat 7:1).

Memasuki masa Palmarum dan Paskah yang akan kita rayakan pada tahun 2011ini.  Kita perlu melihat kembali perjalanan hidup kita kebelakang, apakah kita sudah benar-benar menjadi anak-anak Tuhan yang baik? Bertobat  atau berbalik dari kebiasaan buruk yang suka menghakimi sesama kita manusia menjadi lebih berbelaskasihan dan mendoakan mereka yang menderita. Itulah yang sesungguhnya Tuhan Yesus contohkan ia tidak menghakimi orang yang buta sejak lahir tersebut tetapi ia berbelaskasihan dengan menyembuhkan orang tersebut sehingga ia bisa melihat.

Itulah tujuan Yesus datang ke dunia untuk menjadi “terang dunia” (ay.5). Daripada kita menghakimi sesama manusia, lebih baik kita menjadi terang disekeliling kehidupan kita. Seperti orang Buta ini yang bisa melihat ini:
·         ketika matanya melek (ay.7).  Ia mulai menyaksikan apa yang ia alami bersama Yesus kepada tetangga-tetangganya (ay.8-10). Ia menjadi terang untuk tetangga-tetangganya!.
·         Ketika Ia dibawa kepada orang-orang Farisi yang tidak setuju dengan apa yang telah dilakukan Yesus terhadap orang buta ini, dan menganggap Yesus pembuat dosa, mana bisa seorang pendosa membuat muzisat seperti ini (ay.16), karena Yesus telah melanggar hari Sabat! (ay14). Tetapi apa kata orang buta yang sudah sembuh ini?. Ia mengatakan Yesus adalah seorang Nabi (ay.17),  dan Yesus datang dari Allah (ay 33). Ia sudah menjadi terang bagi orang-orang Farisi

Sudakah saudara menjadi terang untuk orang-orang di sekitar saudara?

Comments

Popular posts from this blog

Tujuan, Manfaat dan Cara Puasa

Anak adalah milik Pusaka Allah

Allah Menepati Janji-Nya