Nadiem Makarim (Indonesian Education minister), at the handover of the Chancellor University of Indonesia (UI) December 2019.


Kutipan Pidato tanpa text Nadiem Makarim (Mentri Pendidikan Indonesia), pada acara serah terima Rektor UI Desember 2019

Kita memasuki era dimana hal-hal yang kemarin sifatnya formal dan memberikan proksi terhadap kualitas yang sekarang harus kita pertanyakan.  Kita memasuki era dimana gelar tidak menjamin kompetensi, kita memasuki era dimana kelulusan tidak menjamin kesiapan berkarya dan bekerja, kita memasuki era dimana akreditasi tidak menjamin mutu, kita memasuki era dimana masuk kelas tidak menjamin belajar.
Untuk meningkatkan kualitas lulusan mahasiswa yang siap berkarya dan bekerja diperlukan 2 hal:
1.       Kemerdekaan Belajar.  Kemerdekaan belajar dimulai dari memberikan kebebasan atau otonomi kepada institusi-institusi, Lembaga-lembaga perguruan tinggi  harus merdeka dari berbagai manacam regulasi dan birokrasi, termasuk juga para dosen-nya.  Mahasiswa diberikan kemerdekaan sesuai dengan kepentingannya, kemauannya dan interpertasinya.  Korelasi lulusan UI dengan prodinya tidak jelas, contoh saya S.1 hubungan internasional tapi karir saya di teknologi dan banyak bidang lainnya yang berbeda. Artinya apa yang kita pelajari, prodi apa yang kita lakukan itu sering kali hanya starting point kita.  Lalu kenapa kita tidak memberikan kebebasan kepada mahasiwa kita untuk mengambil berbagai macam hal  di dalam kampus di luar prodi, di luar fakultas,  di luar kampus?.  Untuk merubah paradigma dosen menggurui, dosen memberikan ceramah, dosen memiliki infomrasi dan memberikannya kepada mahasiswa, harus dirobah menjadi dosen memfasilitasi pembelajaran mahasiswanya secara independent. 
2.       Diperlukan Dosen penggerak.  Ciri-ciri dosen penggerak:
a.       Dosen penggerak kalau melihat kapasitas mahasiswanya melampaui ilmu dia, dia harus merasa bangga dan bukan merasa terancam.
b.       Dosen penggerak akan lebih banyak belajar dan memberikan banyak pertanyaan kepada masiswanya daripada memberikan ceramah mengenai ilmunya.
c.       Dosen penggerak akan mencari ilmu baru secara otomatis dan akan mencari orang-orang lain yang juga tepat (berjejaring) untuk bisa meningkatkan pembelajaran mahasiswanya.
d.       Dosen penggerak akan merekam ceramah sebelumnya, biar tidak buang2 waktu di kelas, agar di dalam kelas langsung dengan sesi debat, diskusi maupun kerja kelompok.
e.       Dosen penggerak akan mengerjakan berbagai macam project di luar tapi melibatkan mahasiswanya agar mereka mendapatkan pengalaman yang nyata.

Tidak semua orang pasti setuju dengan approach ini, tapi kalau kita menanyakan kepada diri kita satu pertanyaan saja, apa yang mahasiswa dapatkan di kampus UI setiap jamnya? Apakah itu relevan untuk masa depannya atau tidak?.  Kalau kita menayakan semua itu dalam setiap jenis aktifitas kita, saya yakin kita bukan saja salah satu yang terbaik di Asia tenggara tapi di panggung duniapun UI dan perguruan tinggi Indonesia lainnya bisa menjadi unggul dipanggung dunia.



     
Speech quotation without text Nadiem Makarim (Indonesian Education minister), at the handover of the Chancellor University of Indonesia (UI) December 2019.

We enter an era where things yesterday were formal and provide a proxy to the quality that we should now question. We enter an era in which the degree does not guarantee competence, we enter the era where graduation does not guarantee the readiness of working, we enter the era where accreditation does not guarantee the quality, we enter an era where the class does not guarantee to learn.

To improve the quality of graduate students who are ready to work, are required 2 things:
1.       Learning independence. The independence of learning begins with providing freedom or autonomy to institutions, institutions of higher education must be independent of the various regulations and bureaucracy, as well as its lecturers. Students are given independence according to their interests, their achievements, and their interactions. The correlation of UI graduates with his program is not clear my example of S. 1 International relations but my career in technology and many other different fields. Meaning what we learn, what we do is often just the starting point. Then why don't we give our students the freedom to take a variety of things on campus outside the faculty, outside the campus? To change the paradigm of lecturers, lecturers speech, lecturers have information and give it to students, must be changed to be a lecturer to facilitate student learning independently.
2.       Required Driving lecturer. Characteristics of the Driving lecturers:
a.       The driving lecturer sees his student capacity beyond his knowledge, he must feel proud and not feel threatened.
b.       The Mobilizer lecturers will learn more and give many questions to his students than to give a speech on his knowledge.
c.       The driving lecturer will seek new knowledge automatically and will search for other people who are also right (networked) to be able to improve their students' learning.
d.       The driving lecturer will record the previous lecture, don't waste time in class, so that in the class directly with debate sessions, discussion, and group work.
e.       The driving lecturers will work on a wide range of projects outside but involve their students in order to get a real experience.


Not everyone would agree with this approach, but if we ask ourselves one question, what do students get on the UI campus every hour? Is it relevant for its future or not?. If we do all that in every kind of our activity, I believe we are not only one of the best in Southeast Asia but on the world stage, UI and other Indonesian colleges can be superior in the world.


Andreas Ahuluheluw, SE., MA., CBC

Comments

Popular posts from this blog

Tujuan, Manfaat dan Cara Puasa

Anak adalah milik Pusaka Allah

Allah Menepati Janji-Nya