Pelayanan Yang Sesungguhnya

Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (Kolose 3:23)

Semua kita tentu menyadari  tugas dan tanggungjawab kita masing-masing  baik sebagai kepala keluarga, sebagai ibu rumah tangga, sebagai pengerja dan sebagai pelayan Tuhan. Ada satu pertanyaan yang mungkin kita perlu renungkan, apakah kita sudah melakukan tugas dan tanggungjawab itu DENGAN SEGENAP HATI?.  Dalam bahasa  Inggris kata tanggungjawab dipisahkan menjadi dua yaitu kata Responsibility dan Accountability. Kalau anda seorang pegawai tanggungjawab anda bekerja biasannya dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore, ini disebut dengan Responsibility. Tetapi apabila pekerjaan yang anda harus kerjakan pada suatu hari melebihi waktu kerja 8 jam dan harus pulang larut malam karena mengejar target yang harus selesai hari itu dan anda bertangungjawab untuk hal ini, itu disebut Accountability. Namun melakukan tugas dan tanggungjawab dengan segenap hati, sebenarnya lebih dari sekedar Responsibility dan Accountability, karena menyangkut sikap hati. Richard Templar mengatakan “ There is no Bad job, but Bad attitude  to job” artinya tidak ada pekerjaan yang jelek, tetapi sikap jelek kitalah terhadap pekerjaan itu. Jadi sikap yang jelek sangat berpengaruh terhadap hasil kerja.

Sebuah studi menunjukan bahwa akar dari hasil kerja yang tidak baik bukan melulu soal kapasitas yang rendah, keahlian yang tidak dimilki, kesalahan dalam penempatan, tapi persoalannya adalah sikap segenap hati dalam melakukan pekerjaan. Ketika kita tidak dengan segenap hati dalam mengerjakan segala sesuatu, maka yang timbul adalah perselisihan, percekcokan, pementingan diri, iri hati, perseteruan, kepahitan, kegeraman, kemarahan, fitnah dan segala macam kejahatan. Rasul Paulus mengatakan apapun yang kamu perbuat perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Jadi focus kita dalam melakukan segala hal haruslah Tuhan, dalam mengerjakan tugas dan tanggungjawab sebagai suami, sebagai istri, sebagai anak, sebagai karyawan dan sebagai pelayan pelayanan Tuhan focus kita haruslah Tuhan, bukan keangkuhan, ambisi, bukan uang, bukan jabatan, bukan juga kedudukan. Lebih jauh Rasul Paulus mengatakan …”Tetapi kamu bukan demikian, kamu telah mendengar dan menerima pengajaran tentang  Kristus ….– (Efesus 4:20-21) oleh karena itu hendaklah sikap dan perilaku kita seperti Kristus!. Biarkan Kristus sebagai pusat hidup kita, menjadi akar tempat kita berpijak dan bertumbuh didalam melakukan segala hal maka apa saja yang kita lakukan akan kita lakukan dengan segenap hati. Hal inilah yang membuat perbedaan antara orang percaya dan tidak percaya dalam menghasilkan sesuatu yang terbaik.

  1. Bekerja dengan segenap hati artinya kita rela melakukan dengan setia walaupun itu perkara kecil.  Karena dengan demikian membuka kesempatan masuknya perkara besar yang Tuhan berikan dan percayakan kepada kita  (Lukas 16:10, Matius 25:21).  Benjamin Frangklin mengatakan pukulan-pukulan kecil dapat menghancurkan pohon oak yang besar. Karena hal-hal penting yang besar di dunia ini berasal dari hal-hal yang kecil.  Sarang laba-laba merupakan inspirasi pembuatan jembatan layang.  Apel yang jatuh dari pohon memberikan inspirasi hukum gravitasi bumi.  Suara ketel diatas kompor memberi inspirasi mesin uap dan lain-lain.
  2. Bekerja dengan segenap hati juga memerlukan kesungguhan dan kemampuan yang Tuhan anugrahkan kepada kita. (Titus 3:8, Markus 14:8).  Enstain mengatakan ”genius adalah 1% dari 99% kerja keras”. Jika kita sungguh-sungguh mengerjakan segala sesuatu Tuhan akan memberikan kita kemampuan untuk berhasil.
  3. Bekerja dengan segenap hati artinya berusaha untuk tidak melakukan kesalahan yang sama  (Yohanes  8:11 ). Richard Templar mengatakan ” Anyone can make mistakes, but we can submit the mistakes, learn from that and don’t repeat again” artinya setiap orang bisa melakukan kesalahan tetapi kita dapat tunduk dan belajar daripadanya  untuk tidak melakukannya lagi. Tuhan tidak senang terhadap orang yang bodoh!, karena itu setelah Ia mengampuni seseorang Ia mengatakan.... pergi dan jangan berbuat dosa lagi!.

Dengan kekuatan kasih karunia Allah kita tentunya mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi sesama kita dilandasi oleh ketulusan dan kemurnian dari Allah!.  (I Korintus 1:12). Dengan kekuatan kasih karunia Allah inilah kita akan melakukan segala sesuatu dengan segenap hati paling tidak 3 hal yang saya sebutkan diatas yaitu;
  1. Setia dalam perkara kecil, dengan demikian membuka kesempatan Tuhan percayakan perkara yang lebih besar
  2. Kerjakan dengan sungguh-sungguh tugas dan tanggungjawab yang Tuhan percayakan kepada anda berdasarkan kemampuan yang Tuhan berikan, dan
  3. Belajar dari kesalahan, karena tidak ada manusia yang sempurna tetapi jangan melakukan kesalahan yang sama!.

Comments

Popular posts from this blog

Tujuan, Manfaat dan Cara Puasa

Anak adalah milik Pusaka Allah

Allah Menepati Janji-Nya